translate

Rabu, 22 Juni 2011

PENTINGNYA MEMAHAMI SIRAH NABI (SAW)

 

Ditulis oleh Dewan Asatidz   
Rasulullah (saw) adalah seorang contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang tokoh idola yang seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin menjadi ahli surga. Nabi (saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya mengandung kebaikan. membawa kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan keharmonisan. Allah SWT memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti akhlaknya. Karena hanya dengan mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan dunia-akhirat bisa tercapai. Rasulullah (saw) adalah seorang contoh manusia yang paling dimuliakan oleh Allah. Seorang tokoh idola yang seharusnya ditiru. Terutama, bagi siapa saja yang ingin menjadi ahli surga.
Nabi (saw) adalah seseorang dengan seluruh perilakunya mengandung kebaikan. membawa kebahagiaan, memberi ketenangan dan menciptakan keharmonisan. Allah SWT memilih Muhammad sebagai rasul-Nya untuk diikuti akhlaknya. Karena hanya dengan mengikuti Muhammad (saw), kebahagaiaan dunia-akhirat bisa tercapai. Mari kita ringkas mengenai pentingnya memahami Sirah Nabi dalam beberapa hal berikut ini :
Pertama : Sirah (perjalanan hidup) Rasulullah (saw), merupakan terjemahan hidup Al-Qur'an yang paling lengkap. Firman Allah : "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka " ( QS.16:44 ). Begitu juga, Allah SWT menurunkan Al-Qur'an secara barangsur-angsur, sesuai dengan kejadian yang terekam dalam sirah Nabi (saw). Dari sini terlihat dengan jelas bahwa untuk memahami isi Al-Qur'an, kita harus memahami sirah Nabi (saw).
Kedua, Sirah Rasulullah (saw) adalah sirah yang paling agung dan paling lengkap. Terjaga dari penyimpangan dan penyelewengan. Para ulama sepanjang sejarah telah mempertahankan keaslian sirah ini dengan mempertahankan urutan sanad secara ketat. Ketat dalam arti bahwa para perawi sirah ini harus mempunyai kejujuran yang tinggi, dan diantara mereka harus sambung menyambung tanpa putus. Berbeda dengan periwayatan nabi-nabi sebelumnya, kita kesulitan untuk menemukan kisah yang lengkap tentang mereka. Misalnya mengenai masa kecil seorang nabi sebelum Muhammad (saw) dan seterusnya. Kalaupun ada – sebagaimana yang terdapat dalam buku Injil - seringkali periwayatannya sulit dipertanggung-jawabkan keasliannya, bahkan kerap menodai derajat kenabian mereka yang pada dasarnya identik dengan kesucian dan kemuliaan akhlak.
Ketiga, perjalanan hidup Rasulullah sangat transparan, tidak ada yang rahasia, dan tidak ada yang disembunyikan. Dari sejak masuk kamar mandi, cara tidur, cara masuk dan keluar rumah, cara bergaul dengan istri-istri, hingga kepribadaian sebagai seorang ayah, sebagai seorang teman dari sahabat-sahabatnya, seorang penglima perang, seorang pemuka agama, dan sebagai seorang pemimpin negara.
Dan yang menarik, bahwa semua sisi dari dimensi hidup yang baru saja kita sebutkan, merupakan cerminan kebaikan, contoh akhlak yang paling mulia, dan tauladan yang patut diikuti. Allah berfirman : " Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan ( kedatangan ) hari Kiamat dan di banyak menyebut Allah " ( QS.33:21 ). Keempat, siapapun yang membaca sirah Rasulullah (saw) pasti akan menemukan bahwa beliau adalah manusia biasa. Makan dan minum seperti kita. Mendapatkan ujian dan kesulitan hidup. Diusir dari kampung halamannya. Dihina dan disiksa oleh orang-orang yang membencinya. Seringkali kelaparan kerena kefakirannya. Namun, karena ketabahan yang sangat tinggi, Muhammad (saw) sanggup menahan lapar dengan penuh izzah (kehormatan). Dan karena kesabaran, beliau tidak pernah mengeluh sekalipun harus melakukan hijrah. Lantaran kegigihan, beliau sanggup menghadapi segala cobaan yang dihadapi. Karena keteguhan iman beliau tidak pernah putus asa. Dan berkat kesungguhan menjalani sunnatullah, Nabi (saw) mengambil segala sebab dan proses yang benar, dan bertawakkal kepada Allah secara mendalam. Akhirnya, Nabi (saw) mencapai kemenangan.
Sungguh tidak ada alasan bagi siapapun untuk mengatakan bahwa rahasia keberhasilan Muhammad dalam berda'wah adalah karena semata kerasulannya, seperti halnya seorang jagoan dalam sebuah film, yang sutradara telah menentukan ia pasti menang, kendati ia dengan atau tanpa berusaha. Tidak, Rasulullah bukan – dan tidak bisa diumpamakan sama sekali dengan - seorang jagoan dunia film. Beliau hidup di alam nyata. Beliau pernah kalah, dalam perang Uhud karena sebab-sebab tertentu. Dengan demikian, anggapan salah jika mengatakan, "wajar kalau Muhammad (saw) berhasil. Beliau kan Rasulullah, tidak bisa diumpamakan dengan kita". Pernyataan seperti itu, ternyata tidak hanya memperlemah keimanan dan kesungguhan kita untuk mengikuit jejak Rasulullah (saw) dengan sesungguh-sungguhnya dalam perjuangan menegakkan Islam di muka bumi. Melainkan justru dari sinilah munculnya berbagai penyakit umat yang kemudian menyebabkan kelumpuhan, keterpurukan, saling menggerogoti kekuatan yang ada, perpecahan berantai dalam tubuh masyarakat Muslim yang berujung dengan kemunduran umat Islam.

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Watampone, sulawesi selatan, Indonesia
Belajar membuat blog, untuk keperluan positif dan tetap kritis

renunganku