Impian (hb yassin)
Aku bermimpi puteri Cina
Mau mengajaknya jalan-jalan
Tapi ibunya menjaganya, menjaganya dengan ketat
Dia rindu kepada Lian,
Dia terpekik menyambut aku
Tidak mengira aku cinta padanya
Aku bekerja, bekerja, bekerja
Habibie senang tersenyum
Senang tersenyum melihat aku bekerja
Buku-buku dicetak,
Buku-buku baru dan cetak ulang
Buku-bukuku dicetak
Banyak, banyak sekali
Aku salat, salat Tahajud,
Subuh, Lohor, Asar, Maghrib dan Isa,
Aku salat sanah tiap salat wajib
Dan mengirim doa kepada kedua orang tuaku,
Kepada Hamka dan kawan-kawanku
Subagio Sastrowardojo dan lain-lain
Hidupku hidup nyata dan impian
Tak dapat kubedakan mana yang nyata mana impian
keduanya sama dalam hidupku
Aku berdoa: Ya Allah,
Bukakanlah hati semua orang
Bukakan hatinya menerima Al-Quran Berwajah Puisi
Dan menyebarkannya keseluruh penjuru
Tak dapat aku bedaskan pengalaman nyata,
impian dan harapan
Aku membaca, bacaanku pun menjadi nyata
Aku terbang ke istana Harun Alrasyid,
Melihat Hikayat Seribu satu Malam
Pagi-pagi ku baca koran,
Berita-berita terlukis di mata
Waktu tidur berita menjadi nyata
Bercampur baur peristiwa dan impian
Apa yang masuk dan keluar benakku
Keduanya mempunyai nilai yang sama
Benakku sungguh luar biasa
Apa yang keluar dari benak Taufik Ismail, Hamid Jabbar,
dan Sutardji Calzoum Bachri, menjadi bagian dari benakku
Alangkah besar alangkah Agung Tuhanku!
{tentang aku 'herusubroto' in my dreams.....:
Sungguh aku yakin tapi tidak pernah aku bayangkan, jika kenyataan membuatku terpedaya. Ingatanku berada dibalik jendela yang tertutup tirai tirani yang selalu membuai berlaksa-laksa nikmat. Dan itu membuai (bukan bui?)
Maka indikasinya ketika Lian menjadi rindu mungkin karena kebanyakan 'titip' sakit hatinya. Tidak datang rindu dalam dekap selera semata. Sebenarnya aku sadar siapa Dia yang telah memberikan rasa rindu itu. Antara Lian dan Habibi atau sebaliknya objeknya mungkin cuma bekerja, ikhtiar dan itu dapat saja dengan bakhtiar, lian, sonya, kerbau, kera atau sejenis dengan itu. Seyogyanya nama-nama punghuni hamparan milik penguasa tunggal tidak diperkosa oleh kenyataan ambisius hanya karena bekerja. Jika seyum itu doa, berkah atau anugerah karena telah bersusah payah, Lian dan Dia akan mungkin untuk tidak memungkinkan keadaan berbalik menjadi baik kecuali jika kesadaran semesta memulainya dengan membuka tabir.
Sekarang,
Yang di tangan ini sebuah terbitan, tercetak dan dicetak ulang berulang kali dan amat sering. Tapi tak dinyana, bersamaan dengan gunjang-ganjing mayapada yang menggila-...kok aku justru gak faham isi buku itu-...
Pagi-pagi ku baca koran,
Berita-berita terlukis di mata
Waktu tidur berita menjadi nyata
Bercampur baur peristiwa dan impian
Apa yang masuk dan keluar benakku
Keduanya mempunyai nilai yang sama
Benakku sungguh luar biasa
....itu benar untuk tidak dikatakan salah, karena mimpiku tidak akan terjangkau jika Dia tidak menjangkauku. Aku, sungguh, tidak dapat menjangkaunya. Yang dapat aku lakukan hanya kidung dan nyanyian hati dalam dzikir dan wirid, dalam salat malamku. Dan itupun aku tahu jika aku tidak tahu diri untuk menyamai Taufik Ismail, Hamid Jabbar, dan Sutardji Calzoum Bachri atau masuk dalam kelompok bakhtiar, sonya, kerbau, kera.
Kenyataannya aku bingung
Mimpipun aku bingung, bingungkupun terkadang segan untuk bermimpi
Kok Gini sih}
(walaupun hanya sedetik, berikan kesempatan hamba untuk melihat wajah kekasih-Mu. Amin---ya Robb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar